About

Rabu, 19 Oktober 2022

Pengalaman Pertama Liburan ke Thailand lihat Pedagang Ganja Legal

Hallo sobat onlineku, rasanya udah lama banget gak update kehidupan di blog ini. Dua tahun berlalu, sejak pembatasan fisik sebagai dampak pandemi Covid-19. Kini, beberapa negara telah membuka kembali pintu wisata untuk para turis yeayyy.

Seolah tak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut, kami sekeluarga akhirnya memutuskan untuk berlibur ke Thailand. Hitung-hitung pemanasan, sekalian cari-cari budget yang sesuai dengan dompet kami :”””)))

Singkat cerita, kami menginap di Ambassador Hotel Bangkok. Lokasinya tepat berada di Sukhumvit Soi 11. Kawasan ini terkenal di kalangan turis asing karena menjadi pusat hiburan di Bangkok, mulai dari kuliner, restaurant, kafe, hingga klub/bar. Namun di antara semua hiburan, yang menarik perhatian saya adalah sebuah pickup mini dengan hiasan lampu bertuliskan ‘Marijuana for sale’ yang artinya ganja untuk dijual. Saya perhatikan, pickup mini berbentuk kotak ini buka setiap hari pukul 7 malam.

Pick up mini berada tepat di depan Ambassador Hotel Bangkok (Dok. Pribadi)

Untuk pertama kalinya dalam hidup, saya melihat ganja dijual secara bebas di pinggir jalan. Jika, kalian pernah ke tanah abang dan di pinggir jalannya terdapat penjual es teh poci, yaa seperti itulah penggambaran penjual ganja di sini.

Dikutip dari Reuters, Thailand resmi melegalkan ganja atau marijuana untuk ditanam dan dikonsumsi di dalam makanan dan minuman mulai Kamis, 9 Juni 2022. Moment itu menjadi hari paling bersejarah dalam pelonggaran undang-undang ganja di Thailand. Sebenarnya, kebijakan pelegalan ganja telah dilakukan Thailand sejak 2018 untuk kepentingan medis. Namun, untuk mengembangkan pendapatan terutama di sektor pertanian, Thailand akhirnya memperluaskan kebijakan tersebut dan menetapkan ganja sebagai tanaman komersial.

Dalam wawancara bersama CNN, Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul berharap langkah itu dapat membantu meningkatkan ekonomi negara yang sedang sulit, terutama di sektor pertanian yang terdampak kenaikan biaya pupuk akibat krisis global. Anutin berharap industri ganja di Thailand dapat menghasilkan miliaran dolar di bidang pertanian. “Kami berharap pendapatan dari sektor industri ganja bisa melebihi $2 miliar dolar,” katanya.

Sejak keputusan tersebut dibuat, warga Thailand kini bisa menanam dan mengonsumsi tanaman ganja, meski ada beberapa batasan mengenai cara pemakaian dan penjualan. Misalnya, bagi penjual wajib mendaftarkan budidaya ganja dan tanaman rami mereka melalui aplikasi PlookGanja, keterangan dari Bangkok Post. Untuk kafe dan restaurant diperbolehkan menyajikan makanan dan minuman yang mengandung ganja, tetapi kandungannya kurang dari 0,2% tetrahydrocannabinol (THC), psikoaktif yang merupakan senyawa utama dari ganja.

Satu hal yang jelas, di Thailand diperbolehkan mengonsumsi ganja baik untuk medis, makanan, atau minuman; tetapi ada batasannya seperti tidak diperbolehkan mengisap (ganja) di tempat umum, mengganggu ketertiban umum, atau menciptakan dan menjual produk dari marijuana yang tidak mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Marijuana ini tidak akan dijual ke anak-anak di bawah usia 20 tahun. Maka dari itu, pembeli harus menunjukkan kartu identitas untuk diperiksa terlebih dahulu. Jadi, jangan langsung berasumsi negatif terhadap hal ini ya, teman-teman.

Meski Thailand telah melegalkan penggunaan marijuana, Anutin memperingatkan bagi siapa saja yang kedapatan menggunakan narkoba dengan “cara yang tidak produktif”, seperti merokok di ruang publik tetap akan dikenai hukuman berat, setidaknya hukuman tiga bulan penjara dan denda sekitar $780.

Dari informasi tersebut sebagian dari kalian mungkin sudah bisa membayangkan bahwa mengonsumsi ganja di Thailand kini merupakan hal yang lumrah. Karena ketertarikan akan informasi tersebut, saya memutuskan untuk bertanya tentang harga di setiap ganja.

Berbagai macam ganja yang belum dijual (Dok. pribadi)

Yang pertama adalah Blue Dream. Dilansir dari Leafly aplikasi untuk mempelajari jenis ganja di dunia, Blue Dream adalah ganja hibrida dominan sativa yang dibuat dengan menyilangkan Blueberry dengan Haze. Jenis ini memberikan efek yang luar biasa seperti menstimulasi otak dan merelaksasikan seluruh tubuh. Ganja ini dijual dengan harga 449 bath/gram, jika dirupiahkan sekitar 180rb/gramnya.

Selanjutnya jenis yang saya bilang cukup mahal yaitu Super Lemon Haze, seperti namanya ganja ini memiliki rasa asam dan manis seperti permen lemonheads dengan aroma zesty, citrusy, dan sedikit manis dalam keterangan Leafly. Efek yang diberikan dari ganja ini terbilang unik karena memberikan rasa energik dan bersemangat. Segram ganja ini dijual dengan harga 699 bath atau sekitar 293 ribu rupiah.


Maryjane salah satu toko ganja medis berlokasi di Sukhumvit Hilir, Bangkok.

Selain tanaman, di toko ini juga menjual olahan ganja lainnya seperti CBD (cannabidiol), sejenis obat oral yang digunakan untuk mengobati beberapa gangguan kejang (epilepsi) pada orang dewasa dan anak-anak; hingga minuman yang diolah dengan cannabis. Masih ada ragam jenis ganja lainnya yang dijual, jika tertarik untuk mencari informasi lebih lanjut kalian bisa cek website yang ada di gambar.

Maryjane salah satu toko ganja medis berlokasi di Sukhumvit Hilir, Bangkok

Mungkin selanjutnya sebagian dari kalian akan bertanya apakah saya mencobanya? Jika ya, jenis apa yang saya coba? Hahaha, jawabannya tidak ada. Saya tidak mencobanya karena tidak termasuk orang yang membutuhkan tanaman tersebut. Selain itu, ganja masih berstatus ilegal di negara kita, sebagai warga negara yang baik saya akan mematuhi peraturan tersebut di manapun saya berada (xixi cielah).

Namun, pengalaman selama seminggu di sana baik turis maupun warga lokal tidak ada yang membuat keributan atau menganggu ketertiban umum dengan dalil efek samping konsumsi marijuana. Mereka semua tertib dan secara dewasa bertanggung jawab akan diri masing-masing sehingga tidak merugikan orang lain. Selain itu, saya tidak pernah di catcalling selama liburan di sana dengan pakaian apapun, hal itu sangat berbeda ketika berada di Indonesia :””((( Itu membuat saya salut dan mungkin akan kembali lagi untuk liburan ke sana <3

Sekian dulu cerita kali ini dan terima kasih sudah membaca<3

Notes : cerita ini dibuat berdasarkan pengalaman dan referensi dari berbagai sumber untuk edukasi dan membagikan pengalaman selama liburan di Thailand. Diharapkan kebijakan masing-masing dalam membaca dan mengelola informasi dari tulisan ini.