Dokumen pribadi |
Belanja
merupakan kegiatan transaksi jual dan beli yang sudah ada sejak zaman dahulu.
Proses jual beli yang dilakukan pun sudah berubah dari cara barter yaitu tukar
menukar barang transaksi hingga dengan nilai tukar uang.
Di
zaman modern ini banyak inovasi yang dilakukan oleh manusia salah satunya yaitu E-commerce atau biasa disebut dengan perdagangan elektronik di mana penjual dan
pemasar menggunakan sistem elektronik baik menggunakan sistem televisi, social
media, internet, maupun jaringan komputer untuk menjual dan memperkenalkan barang
atau jasa kepada khalayak luas.
Di
tahun 2005, sudah ada toko online yang berdiri
di Indonesia yaitu tokobagus.com dan sudah memiliki sekitar 1.000.000
pengunjung setiap harinya. Mengingat pada zaman itu teknologi internet masih cukup mahal,
dengan adanya 1 juta pengunjung di situs tokobagus.com menunjukan bahwa toko
online dibutuhkan oleh masyarakat.
Seiring
dengan perkembangan teknologi dan jaringan internet serta biayanya yang semakin
murah, banyak toko online yang bermunculan seperti, Lazada, Zalora, Blibli,
Tokopedia, Shopee, JD.id, dan lain-lain.
Dengan
adanya inovasi ini pembeli dapat menghemat waktu dan tidak perlu datang dan
mencari-cari barang lagi ke setiap toko karena layanan E-commerce ini dapat
diakses di mana pun dan kapan pun selama masih memiliki jaringan internet.
Selain itu juga banyak diskon yang ditawarkan sehingga banyak pembeli yang beralih dari belanja di toko
konvensional menjadi berbelanja di toko online.
Hal
serupa juga diungkapkan oleh Nur Afiyah, remaja berusia 20 tahun ini hampir
setiap bulan dan event tertentu suka berbelanja di toko online, “Aku lebih
pilih belanja online sih kalau untuk beli pakaian atau make up karena
pilihannya lebih banyak di toko online daripada di toko konvensional. Kalau
untuk barang elektronik kayak beli laptop, aku lebih pilih di toko konvensional
karena bisa cek fisiknya dulu sebelum deal untuk membeli,” ujarnya.
Toko Konvensional
Di lain hal masih ada
sebagian pembeli yang memilih untuk belanja di toko konvensional. Dengan alasan, untuk memastikan barang yang akan dibeli terlebih dahulu dan juga dapat
langsung memakai barang yang dibeli.
Seperti
yang diungkapkan oleh Wike (21), dia berpendapat bahwa dirinya lebih suka
belanja di toko konvensional karena masih butuh bertatap muka dalam transaksi
jual-beli dan dapat membandingan service terbaik dalam setiap tokonya.
Hal
senada juga diungkapan oleh Yanti, seorang ibu rumah tangga, yang saya jumpai
di Pasar Ciracas, “Saya lebih milih belanja ke pasar daripada online ataupun ke
mall. Karena ga mungkin aja beli cabai, bawang, di toko online atau jauh-jauh
ke mall. Lebih baik belinya ke pasar, harganya bisa ditawar dan juga bisa
ngobrol dengan para penjualnya.”
Di
samping itu banyak juga toko konvensional yang mengikuti perubahan zaman, salah
satunya adalah Matahari Departement Store (MDS). Toko MDS milik Lippo Group ini
juga meluncurkan toko versi online-nya yaitu Mataharistore.com.
Selain
itu, ada juga toko konvensional yang gulung tikar karena tidak mampu bersaing
dengan pesatnya perkembangan bisnis berbasis online. Di tahun 2017, sudah ada
toko konvensional yang secara resmi menutup tokonya. Seperti, Lotus Departement
Store, Debenhams Department Store, Hero, dan beberapa cabang toko dari Ramayana
hingga Matahari.
Dari
hal ini dapat dikatakan bahwa kita tidak bisa menolak apalagi mengabaikan
perkembangan zaman, tetapi sebaliknya kita harus mengikuti perkembangan zaman
dan mengambil nilai positifnya. Sehingga para pelaku usaha toko konvensional
tidak bisa menyalahkan toko online atas rontoknya bisnis ritel offline, karena
semua keputusan untuk melakukan belanja ditentukan oleh pembeli itu sendiri.
Pembeli dapat memilih lebih nyaman berbelanja di toko online atau di toko
konvensional.