About

Rabu, 09 Oktober 2019

Ibuku, Inspirasiku.


insider.com

Jika  ditanya  siapa  sosok  yang  paling  menginspirasi  untuk  diriku, akan  ku jawab  dengan  lantang bahwa sosok itu adalah Ibuku. Bagaimana tidak? Aku dilahirkan dari seorang Ibu
tunggal  yang  sangat  mencintaiku. Dia  adalah sosok yang sangat  menginspirasi  untukku.

Di awal tahun 2000-an, Ibu dan Ayahku berpisah, hal itu menjadi pukulan yang sangat besar untukku, Ibukku, serta keluarga dari Ibuku. Ayah pergi meninggalkan kami dan memilih untuk melanjutkan hidup tanpa aku dan Ibu.
Butuh waktu yang cukup lama untuk Ibuku bangkit dari keterpurukan itu. Di  akhir   tahun   2002 Ibuku berhasil untuk bangkit dan akan membuktikan bahwa dia mampu menghidupku seorang diri.
Saat  itu  juga, Ibu  mengatakan  padaku  untuk  tidak  dendam  kepada   Ayah, aku  harus  tetap hormat   karena   apapun  yang  terjadi  ia  tetap  Ayahku. Setelah Ibu  mengatakan  hal  itu, aku  semakin kagum dengan sosoknya. Betapa mulia dan tulusnya hati Ibuku. Dia tak menaruh dendam atau benci kepada Ayah yang sudah menyakitinya.
Tetapi kenyataannya, hal itu menjadi bahan empuk untuk digosipkan oleh tetanggaku. Mereka   mengatakan, “Apakah bisa seorang Ibu tunggal  menyekolahkan  anaknya  sampai  tinggi? Apakah seorang Ibu tunggal mampu menghidupi anaknya seorang diri?”
Saat  itu  rasanya  aku  ingin  menjawab, “Kumohon, urusi saja hidup kalian. Sudah cukup Ibuku mengalami  sakit  hati ketika ditinggalkan  oleh  Ayahku. Dan  jangan  lagi  kalian  menambah  sakit  hati Ibuku dengan ucapan-ucapan kalian.”
Tetapi, Ibu menahanku dan mengatakan, “Sudahlah Nak, tak perlu kamu balas lagi ucapan mereka. Sekarang, yang terpenting kamu harus sukses, angkat derajat Mama. Agar kita tidak diremehkan lagi.” Kata-kata itu terus tertanam dan menjadi motivasi untukku. Aku pun ikut berjuang bersama Ibu untuk memperbaiki kehidupan kami.
Beberapa tahun setelah itu, aku mampu membuktikan bahwa ucapan yang dilontarkan oleh tetanggaku itu salah. Ibuku  bisa  mendidik  dan  menyekolahkanku  sampai  ke  level  tertinggi.


Buktinya ketika aku lulus SD, aku memperoleh nilai sempurna untuk Ujian Nasional Matematika, yaitu 100 dan ketika aku lulus di SMK, aku memperoleh gelar siswa terbaik di jurusanku. Dan kini, aku mengenyam pendidikan di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Depok, bukankah hal ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa seorang Ibu tunggal juga bisa mendidik anaknya dengan baik?
Mungkin hal itu terdengar cukup sombong dan angkuh bagi kalian yang membacanya. Tetapi, dari hal ini aku ingin membuktikan bahwa menjadi atau memiliki Ibu tunggal itu bukanlah sesuatu yang buruk atau aib untuk keluarga. Hal seperti ini, seharusnya bisa menjadi motivasi untuk tetap melanjutkan hidup dengan cara yang positif.
Sekali lagi, jangan  pernah  meremehkan  seorang  Ibu  tunggal. Kenapa? Karena  Ibu  tunggal  itu adalah sosok yang hebat. Seperti  Ibuku, dia harus  mampu  berperan  ganda  menjadi  sosok  Ayah yang tangguh dan tegas sekaligus menjadi Ibu yang lembut dan penuh kasih sayang untuk anaknya. Dan  juga, dia harus bisa menyeimbangkan keperluan untuk anaknya  (baik  keperluan  di sekolah maupun keperluan di rumah)  serta keperluan untuk perkerjaannya. Apakah kalian sependapat denganku?
Jadi sejauh ini, sebagian besar keberhasilanku dicapai berkat dukungan dan kasih sayang dari seorang Ibu. Dia menginspirasiku untuk tetap berbuat baik dan  tidak  menaruh  rasa  benci  kepada orang  lain. Ibu  selalu  mendukungku  sekalipun  itu  dari  titik  terendah  dalam  hidupku. Aku berharap suatu saat nanti bisa mewarisi sifat yang dimiliki Ibuku, yaitu semangat dalam menjalani kehidupan dan selalu berpandangan positif terhadap suatu hal.

3 komentar:

  1. Ceritanya menyentuh banget:( Makin sayang sama mama hehehehe:')

    BalasHapus
  2. Ibu kamu keren! Semoga beliau sehat dan bahagia selalu yaa

    BalasHapus