Ananiyah adalah sikap hidup yang terlalu mementingkan diri sendiri bahkan jika perlu mengorbankan kepentingan orang lain. Foto: pinterest.ca |
Renna, Debby dan Salma. Mereka adalah tiga orang sahabat yang selalu bersama. Hingga suatu hari mereka dibentuk menjadi
satu kelompok untuk mengerjakan tugas matematika.
Salma : “Untung aku satu kelompok
sama kalian kan rumah kita berdekatan.”
Debby
: “Iya, Alhamdulillah ya. Oh iya, mengerjakan tugasnya dirumah siapa nih?”
Renna : “Rumah aku aja kan teras rumah
aku luas.”
Debby : “Oh yaudah. Jam berapa?”
Salma : “Pulang sekolah saja”
Ren&Deb : “Oke”
Keesokan harinya, setelah pulang
sekolah, Debby dan Salma pergi kerumah Renna
*setelah dirumah Renna*
Salma : “Kita bagi-bagi tugas ya. Debby
mengerjakan soal nomor 1-10, Renna mengerjakan soal 11-20, dan aku sisanya.”
Debby : “Oh oke deh”
*setelah beberapa menit*
Debby : “Duh gimana nih cara nomor 8,
rumusnya gak ada di buku catatan”
Salma : “Di buku cetak juga engga ada”
Renna : “Coba aku lihat. Ya Allah,
Debby, Renna, soal ini udah pernah aku pelajarin di tempat les, jadi kita pakai
rumus ini.”
Debby : “Oh iya ya, maaf aku kan gak
tau.”
Renna : “Makanya belajar dong biar tau”
Setelah
menyelesaikan 30 soal matematika Debby & Salma pun berpamitan untuk pulang.
Keesokan harinya, setelah bel berbunyi
semua siswa masuk ke kelas masing-masing termasuk Renna, Salma, dan Debby. Tak
lama kemudian, Bu Widya guru matematika kami pun masuk ke kelas.
Bu Widya : “Ayo anak-anak kumpulkan
tugas yang kemarin Ibu berikan.”
Satu per satu pun murid mengumpulkan
tugas & setelah dilihat dan dinilai ternyata kelompok Renna yang
mendapatkan nilai 100
Bu Widya : “Wah hebat, di kelas ini ada
yang mendapatkan nilai 100”
Siti : “Memang siapa, Bu?”
Bu Widya : “Kelompok Salma, Debby, dan Renna.”
Siti : “Wah hebat.”
Renna
: “Yailah nilai ini bagus itukan karena aku, secara aku kan pintar matematika.
Coba tidak ada aku di kelompok itu nilai ini tidak akan sempurna.”
Salma : “Kan ini tugas kelompok? Kenapa
kamu merasa hanya kamu yang mengerjakan semua soal ini?”
Renna
: “Memang benar kan, kalau aku tidak kasih tau rumus yang mudah
pasti kalian sudah bingungkan”
Salma
: “Apa kamu bilang?”
Debby
: “Udah, Sal, nanti di marahin Bu Widya lho.”
Bel istirahat berbunyi Salma dan Debby
pun akhirnya menjaga jarak dengan Renna
karena merasa tersisihkan Renna pun menyendiri di kelas. Karena merasa kasihan
Siti menemani Renna yang duduk sendirian.
Siti : “Kamu kenapa Ren?”
Renna
: “Aku sedih Salma dan Debby menjauh dari aku”
Siti : “Lagian sih tadi kamu ngomongnya
gitu. Udah minta maaf belum?”
Renna
: “Belum, memang mereka mau maafin aku?”
Siti : “Minta maaf dulu sana, sesama
manusia kan harus saling memaafkan”
Renna pun mengumpulkan keberanian untuk
meminta maaf kepada Debby dan Salma
Renna
: “Debby, Salma, aku minta maaf ya tadi berbicara seperti itu sama kalian”
Debby
: “Iya aku udah maafin kamu kok”
Renna : “Kalau Salma?”
Salma
: “Jawaban aku sama seperti Debby, tapi kamu janji ya jangan ngomong kayak gitu
lagi”
Renna
: “Oke, makasih ya kalian. Aku sayang kalian.”
Akhirnya mereka bersama lagi dan kini
sifat Ananiyah Renna menghilang, persahabatan mereka pun semakin kompak.
0 komentar:
Posting Komentar